Dampak Kenaikan BBM terhadap Pengguna Transportasi Umum

Kenaikan BBM yang dilakukan Presiden Jokowi dengan sangat mendadak membuat masyarakat emosi. Karena kebijakan tersebut dinilai kurang tepat mengingat masih banyak rakyat yang kurang mampu. Namun hal tersebut tidak membatalkan naiknya bbm. BBM naik sebanyak Rp.2000,- dan itu termasuk kenaikan yang tak sedikit. Imbas kenaikan BBM adalah barang pokok juga ikut melonjak harganya. Yang lebih saya rasakan adalah kenaikan pada transportasi umum karena saya adalah seorang mahasiswa yang setiap hari ke kampus menggunakan transportasi umum.
Isi
Transportasi umum adalah kendaraan yang paling hemat dan tidak menguras tenaga ketimbang membawa kendaraan sendiri menurut saya. Namun sekarang tidak lagi sama, semenjak kenaikan BBM tariff transportasi umum pun ikut naik bahkan setelah saya hitung lebih hemat membawa kendaraan roda dua daripada naik transportasi umum. Jika dahulu tariff pulang-pergi saya dar kampus kerumah hanya 12 ribu setelah kenaikan BBM menjadi 16ribu sangat drastis perubahan yang terjadi.
Hal ini membuat masyarakat kecewa, transportasi umum yang terhitung murah untuk semua kalangan kini sudah tak lagi. Terkadang saya berpikir lebih baik naik taksi ketimbang naik angkot harganya pun tak jauh beda dan taksi jauh lebih nyaman daripada angkot.
Menurut saya dampak kenaikan BBM terhadap transportasi umum sangat mengecewakan. Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan hal-hal kecil seperti ini.
Kesimpulan
Bahwa pemerintah seharusnya menaikkan harga BBM bersubsidi khusus kendaraan pribadi, bukan untuk angkutan umum. Hal ini karena kendaraan pribadi merupakan konsumen terbesar BBM bersubsidi. Penjualan BBM bersubsidi seharusnya menggunakan mekanisme distribusi tertutup. Artinya, hanya kalangan tertentu yang bisa menerima. Seperti, angkutan umum penumpang dan angkutan barang dengan pelat kuning. Kenaikan tarif akan membuat angkutan umum ditinggalkan penumpang.
Sumber

Comments

Popular Posts