PENGANTAR STATISTIKA
A.
Pengertian Statistika
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan
mempresentasikan data, atau ilmu yang berkenaan dengan data. Ada juga beberapa
pengertian Statistika menurut beberapa ahli.
-
Solimun, 1997
Metode, ilmu dan atau seni yang
berkaitan dengan tata cara pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil
analisis untuk disumpulkan serta pelaksanaan perkiraan pada batas-batas yang
masih benarkan.
-
Andi Hakim, Rambe 1993
Ilmu yang antara lain
mempelajari cara-cara menentukan suatu penduga bagi suatu parameter, serta
kemudian bertugas mengambil kesimpulan mengenai nilai parameter tersebut
berdasarkan nilai penduga yang didapat.
-
Torrie, 1993
Ilmu pengetahuan murni dan terapan,
mengenai penciptaan, pengembangan dan penerapan teknik-teknik sedemikian rupa
sehingga ketudak pastian inferesia induktif dapat dievaluasi atau
diperhitungkan.
B.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan
faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.Jenis
sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh
dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak
langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara
yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga
dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya.
a.
Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.Meskipun terlihat
mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika
respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan
prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
b.
Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket)
namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi
(situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan
pada responden yang tidak terlalu besar.
1.
Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung
terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai
sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi
mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala
sekolah, hubungan antar guru, dsb.
2.
Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non
Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung
dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.Misalnya penelitian tentang pola
pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat
dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak
akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari
luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar
cek list, buku catatan, kamera photo, dll.
c.
Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya
hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan
wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara
dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
C.
PEUBAH DAN MACAM – MACAM PEUBAH
Untuk suatu peubah suatu objek memiliki (atau
menunjukkan) satu dan hanya satu ciri, atribut atau respons saja. Asas ini
dinamakan sebagai saling meniadakan(mutually exclusive) atau tidak menenggang
satu terhadap yang lainnya. Sebaliknya, untuk universum atau contoh objek-objek
berlaku asas bahwa untuk suatu peubah pengamatan setiap objek memiliki suatu
atribut atau memberikan responnya sendiri. Tidak ada satu pun objek yang tidak
mempunyai atribut untuk suatu peubah pengamatan. Asas ini dinamakan sebagai
semua diliput (mutually exhaustive).
Pengertian peubah seperti disebutkan diatas perlu
disepakati jika seseorang menggunakan statistika sebagai suatu alat untuk
penelitian bidang ilmu bukan statistika. Tidak sedikit orang misalnya dari
bidang agronomi, agroklimatologi dan kajian lingkungan menggunakan istilah
parameter” untuk yang dimaksud statistika atau matematika sebagai “peubah”.
Istilah “peubah” dalam statistika dipinjam dari matematika, suatu ilmu yang
jauh lebih tua dari pada bidang-bidang ilmu disebutkan dalam teladan tadi.
Istilah ini lebih dahulu dan lebih banyak dipinjam untuk dipakai dalam
pengertian sebagaimana aslinya dari pada bidang ilmu yang kemudian membuat
definisi untuk yang dinamakan mereka sebagai “parameter”, padahal yang dimaksud
ialah “peubah”
a.
MACAM – MACAM PEUBAH
-
Peubah Diskret adalah berdasarkan kepekatan
nilai-nilainya suatu peubah mungkin tergolong sebagai peubah diskret atau
peubah kontinyu
-
Peubah kualitati dan peubah kuantitatif adalah
suatu peubah digolongkan sebagai peubah kualitatif jika tidak ada satu pun permutasi
dari nilai-nilai mungkinnya yang memberikan suatu susunan yang mengandung makna
tertentu.
-
Peubah kontinyu adalah macam nilai-nilai suatu
peubah kontinyu banyaknya tak terhingga
D.
SKALA PENGUKURAN
Kumpulan lengkap dari kategori membuat sebuah skala
pengukuran, dan hubungan diantara kategori menentukan jenis perbedaan dari
skala. Perbedaan diantara skala penting karena mereka mengidentifikasi batas
tertentu dari jenis pengukuran dan karena prosedur statistika tertentu sesuai
untuk pengumpulan data dalam beberapa skala,tetapi tidak dengan yang lainnya.
Mengukur sebuah kelompok individu dengan sederhana mengklasifikasi mereka ke
dalam tiga kategori : tinggi, sedang, pendek.
Ada 4 macam skala pengukuran yaitu: skala nominal, skala ordinal,
skala interval dan skala rasio.
1. Skala nominal
Adalah skala yang semata-mata hanya untuk
memberikan indeks, atau nama saja dan tidak mempunyai makna yang lain. Contoh:
Data
|
Kode (a)
|
Kode (b)
|
Yuni
|
1
|
4
|
Desi
|
2
|
2
|
Ika
|
3
|
3
|
Astuti
|
4
|
1
|
Keterangan: Kode 1 sampai dengan 4 (a) semata-mata hanyalah untuk
memberi tanda saja, dan tidak dapat dipergunakan sebagai perbandingan antara
satu data dengan data yang lain. Kode tersebut dapat saling ditukarkan sesuai
dengan keinginan peneliti (menjadi alternatif b) tanpa mempengaruhi apa pun.
2. Skala ordinal
Adalah skala ranking, di mana kode yang diberikan
memberikan urutan tertentu pada data, tetapi tidak menunjukkan selisih yang
sama dan tidak ada nol mutlak. Contoh:
Data
|
Skala Kecantikan (a)
|
Skala Kecantikan (b)
|
Yuni
|
4
|
10
|
Desi
|
3
|
6
|
Ika
|
2
|
5
|
Astuti
|
1
|
1
|
Skala kecantikan (a) di atas menunjukkan bahwa Yuni paling cantik
(dengan skor tertinggi 4), dan Astuti yang paling tidak cantik dengan skor
terendah (1). Akan tetapi, tidak dapat dikatakan bahwa Yuni adalah 4 kali lebih
cantik dari pada Astuti. Skor yang lebih tinggi hanya menunjukkan skala
pengukuran yang lebih tinggi, tetapi tidak dapat menunjukkan kelipatan. Selain
itu, selisih kecantikan antara Yuni dan Desi tidak sama dengan selisih kecantikan
antara Desi dan Ika meskipun keduanya mempunyai selisih yang sama (1). Skala
kecantikan pada (a) dapat diganti dengan skala kecantikan (b) tanpa
mempengaruhi hasil penelitian.
Skala nominal dan skala ordinal biasanya
mempergunakan analisis statistik non parametrik, contoh: Korelasi Kendall,
Korelasi Rank Spearman, Chi Square dan lain-lain.
3. Skala interval
Skala pengukuran yang mempunyai selisih sama antara satu pengukuran
dengan pengukuran yang lain, tetapi tidak memiliki nilai nol mutlak. Contoh:
Data
|
Nilai Mata Kuliah (a)
|
Skor Nilai Mata Kuliah (b)
|
Yuni
|
A
|
4
|
Desi
|
B
|
3
|
Ika
|
C
|
2
|
Astuti
|
D
|
1
|
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai A setara dengan 4, B setara
dengan 3, C setara dengan 2 dan D setara dengan 1. Selisih antara nilai A dan B
adalah sama dengan selisih antara B dan C dan juga sama persis dengan selisih
antara nilai C dan D. Akan tetapi, tidak boleh dikatakan bahwa Yuni adalah
empat kali lebih pintar dibandingkan Astuti, atau Ika dua kali lebih pintas
dari pada Astuti. Meskipun selisihnya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol
mutlak.
4. Skala rasio
Adalah skala pengukuran yang paling tinggi di mana
selisih tiap pengukuran adalah sama dan mempunyai nilai nol mutlak. Contoh:
Data
|
Tinggi Badan
|
Berat badan
|
Yuni
|
170
|
60
|
Desi
|
160
|
50
|
Ika
|
150
|
40
|
Astuti
|
140
|
30
|
Tabel di atas adalah menggunakan skala rasio, artinya setiap satuan
pengukuran mempunyai satuan yang sama dan mampu mencerminkan kelipatan antara
satu pengukuran dengan pengukuran yang lain. Sebagai contoh; Yuni mempunyai
berat badan dua kali lipat berat Astuti, atau, Desi mempunyai tinggi 14,29%
lebih tinggi dari pada Astuti.
Skala pengukuran interval dan rasio biasanya dikenai alat statistik parametric
Daftar Pustaka
Loftus, E. F & Palmer, J. C. (1996) Pengantar Statistika Sosial.
Jakarta : Salemba Empat
Tuntunan Lengkap Metodologis Praktis Penelitian
Pendidikan. Diva Press -
Jakarta.kelas.
Comments
Post a Comment